Beritaraya.id, Palembang – Workshop perfilman dengan tema film melintas batas era digital tahun 2022 secara resmi dibuka oleh Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Megawaty di Hotel Swarna Dwipa, Palembang, Sumsel, Kamis (4/8/2022).
Menurutnya, dengan digelarnya workshop perfilman ini diharapkan munculnya para konten kreator dengan film baru yang berasal dari kabupaten/kota se-Sumsel, karena agak terpuruknya dunia perfilman akibat pandemi covid-19.
“Akibat pandemi covid-19 pariwisata menurun dan melalui film-film inilah kita mengajak para konten kreator membuat film-film pendek yang mempunyai makna dan pesan terkait budaya daerah baik Palembang maupun kabupaten/kota lainnya di Sumsel sehingga menarik wisatawan untuk datang,” katanya.
Megawaty menjelaskan setelah workshop perfilman tahun 2022 ini, Disbudpar Sumsel rencananya akan mengadakan perlombaan untuk membuat film-film pendek.
Oleh karena itu, ia menambahkan dengan workshop ini dapat membekali para konten kreator untuk memunculkan ide-ide yang kreatif dan tema dalam pembuatan film, sehingga subsektor perfilman bagian dari ekonomi kreatif dan budaya bisa terangkat.
“Dengan rencana perlombaan film-film pendek ini, kita menginginkan berdampak pada ekonomi masyarakat di Sumsel. Perlombaan film pendeknya akan dilaksanakan dalam waktu dekat setelah workshop ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Sumsel Cahyo Sulistyaningsih menuturkan bahwa dengan kegiatan workshop perfilman ini, semangat para milenial untuk menggeluti dunia perfilman, apalagi saat ini sudah banyak muncul film-film pendek yang bisa di-upload di YouTube atau dipublikasi manapun yang berimbas meningkatnya ekonomi.
“Tujuan dari kegiatan ini selain mengedukasi para pementas film, juga mengedukasi para milenial, mahasiswa dan pelajar tentang bagaimana membuat film dan menjadikan seorang konten kreator yang mampu munculkan ide-ide baru yang berimbas dengan naiknya industri kreatif bidang film sehingga juga berimbas dalam peningkatan ekonomi,” terang Cahyo.
Cahyo menjelaskan selain mengedukasi juga merupakan implementasi undang-undang pemajuan kebudayaan yaitu ada 10 objek kemajuan kebudayaan, salah satunya seni yang harus dilindungi dan dimanfaatkan melalui seni film dengan memunculkan ide-ide kreatif.
“Selama pandemi covid-19, kita tidak bisa ngapa-ngapain dan terkurung dirumah, tetapi positifnya justru dirumah kita bisa menghasilkan sebuah karya melalui digital yang saat ini lebih semarak dibandingkan dengan film-film layar lebar, sehingga munculnya konten-konten kreator yang bisa diangkat sebagai tontonan yang menarik” jelas dia.
Lebih lanjut Cahyo menyampaikan untuk mempromosikan budaya kabupaten/kota di Sumsel, setelah kegiatan workshop ini pihaknya akan mengadakan perlombaan pembuatan film-film pendek dengan mengangkat kearifan lokal dari masing-masing daerah.
“Dengan mengangkat cerita kearifan lokal, kita bisa menjaga unsur kelestarian budaya daerah. Dengan tema Film melintas batas di era digital artinya film jangan dibatasi oleh ruang dan waktu yang bisa menjadi sebuah tontonan kearifan lokal secara global hingga mendunia,” ujarnya.
Terkait perfilman di Sumsel, menurutnya saat ini komunitas-komunitas perfilman sudah mulai menggeliat, seperti di Kota Palembang banyaknya komunitas film pendek dan film maker yang tergabung dalam Layar Taman yang sudah aktif dan tinggal hanya mendorong kabupaten kota lainnya di Sumsel untuk aktif.
“Dengan adanya komunitas ini, kita berharap bisa sharing ilmu dari komunitas-komunitas film yang ada di Kota Palembang ke Kabupaten Kota lainnya di Sumsel, sehingga bisa maju bersama-sama untuk lebih aktif dan untuk outputnya bisa ikut lomba,” tutup Cahyo.