Berita.press, Jakarta – Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdina, menyebut pentingnya pemenuhan kebutuhan energi yang berkelanjutan telah mengispirasi banyak pihak untuk terjun langsung menemukan solusi permasalahan sektor ESDM lewat beragam cara.
Menurut Dadan, salah satu caranya yakni melalui pembentukan startup. Hal ini sejalan dengan tantangan global dalam menciptakan ekonomi hijau (green energy) yang berkelanjutan.
“Startup energi bersih mampu merevolusi teknologi energi dengan menawarkan peluang bagi industri lokal berkembang dan meningkatkan peluang kerja,” kata Dadan, ditulis Kamis, (27/5/202).
Dadan mengungkapkan, green energy tengah dimanfaatkan oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik sebagai jalur pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Konsep ini menekankan pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, dan pengurangan risiko lingkungan,” jelas Dadan.
Sesuai laporan International Energy Ageny (IEA) tahun 2019, ketergantungan pada sumber energi fosil masih tergolong tinggi dan terdapat kesenjangan (gap) dalam mengimplementasikan transisi energi.
“Perlu aksi yang lebih ambisius dalam mendukung efisiensi dan teknologi energi bersih serta mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan,” terangnya.
“Yang penting inisiatif ini berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca, konsekuensi perubahan iklim yang mengancam mata pencaharian global dan juga mengurangi kerentanan ketergantungan energi dan beban keuangan atas impor minyak,” tambahnya.
Ia menegaskan keberadaan proyek EBT dapat mengimbangi hilangnya pekerjaan dari penurunan industri ekstraktif dan menciptakan lapangan kerja padat karya. Misalnya, setiap pembangunan satu unit pembangkit PV Surya membutuhkan dua kali lipat pekerja dibandingkan dengan pembangunan pembangkit batubara atau gas alam.
Demi terwujudnya ekosistem startup energi, Dadan mendorong para pekerja sektor EBT meningkatkan keterampilan dan skill.
“Tanpa pekerja terlatih dan berpengalaman, penggunaan energi terbarukan mungkin terlewat,” tegasnya. (Red/MCMNEWS.ID)