Di sela kegiatannya motoran ke Karanganyar, Ganjar datang ke kelenteng dan memastikan persiapan pelaksanaan Imlek pada lusa, berjalan baik dan sesuai protokol kesehatan.
Ganjar langsung disambut oleh sejumlah pengurus kelenteng dan beberapa umat Tri Dharma yang sedang berdoa. Ganjar masuk ke dalam kelenteng dan melihat persiapan yang ada.
“Saya lagi di kelenteng di Solo yang diperkirakan paling tua di Indonesia, kelenteng yang katanya dibangun tahun 1745-1748. Sejarahnya dulu tanahnya dikasih Keraton Solo, dan dibangun bareng dengan Keraton Kasunanan. Ini cukup tua,” katanya.
Karena itu, kelenteng tersebut sering menjadi jujugan umat Tri Dharma saat perayaan Imlek. Untuk itu, Ganjar datang untuk mengecek persiapan jelang perayaan hari besar itu.
“Dan ternyata untuk perayaan Imlek besok sudah disiapkan dengan prokes yang bagus. Jumlah jemaahnya dibatasi dan diatur ketat. Tahun lalu bahkan nggak ada perayaan, tapi untuk besok boleh namun terbatas. Dukungan dan kesadaran masyarakat seperti ini patut diapresiasi. Mudah-mudahan pelaksanaan Imlek besok berjalan lancar,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan, persiapan pelaksanaan Imlek tidak ada yang spesial. Semua sama dengan persiapan Imlek tahun-tahun sebelumnya.
“Tapi kita besok melaksanakan kegiatan dengan prokes yang sangat ketat. Karena kita tidak mau kalau di kelenteng ini ada masalah,” katanya.
Untuk pengunjung selama Imlek lanjut dia, akan dibatasi. Hanya sekitar 10-15 persen dari jemaah yang boleh beribadah ke kelenteng.
“Nanti kita juga ada penjaga di depan pintu masuk, memastikan pengunjung tidak masuk kalau di dalam sudah penuh,” imbuhnya.
Sumantri yakin pelaksanaan Imlek bisa dilakukan dengan prokes ketat. Selain umat Tri Dharma yang sudah memiliki kesadaran tinggi, cara beribadah umat Tridharma juga berbeda dengan umat lainnya.
“Kalau di kami itu kan ibadahnya individual, jadi bisa diatur,” pungkasnya.