Berita.press, Tangsel – Dalam masa pandemi saat ini banyak perekonomian di Indonesia turun, karena banyak masyarakat yang tidak bisa beraktivitas yang di sebabkan oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pelatihan tersebut, tutur Siswanto, guna memulihkan ekonomi masyarakat. Sedikitnya 200 orang lebih, menjadi target untuk dilatih bagaimana nantinya berusaha, dan membangun usaha pasca pandemi.“Disnaker saat ini, untuk pemulihan ekonomi memang konsentrasinya kepada bagaimana mengembalikan agar masyarakat dapat bekerja, dan berusaha. Kemarin, kita melakukan pelatihan barista, bahkan banyak yang diterima, karena perlunya banyak,” kata Siswanto saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat 6 Agustus 2021.
“Kemudian mereka ada yang berusaha bikin kafe, ada juga kerja di kafe-kafe orang lain. Yang kedua selain barista, kita juga ada pelatihan food and beverage. Itu ada yang untuk hotel, tapi kondisi hotel sekarang juga masih sepi, ada juga setelah pelatihan, mereka untuk usaha sendri. Ketiga, desain grafis. Total tiga pelatihan itu ada 53 orang. Itu kita lakukan sejak awal 2021,” tambah Siswanto.
Siswanto mengharapkan, Kota Tangsel dapat segera masuk zona hijau, supaya sembilan pelatihan yang lain dapat dilakukan, lantaran pelatihan-pelatihan saat ini, masih terbentur dengan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Sebenernya ada 12 pelatihan yah. Cuma karena di masa pandemi ada PPKM, di Bulan Juli ini, kita terhenti sementara nih untuk beberapa hari. Yang masih menunggu juga banyak. Ada pelatihan tataboga, pas 3 Juli langsung PPKM jadi berhenti,” ungkap Siswanto.
“Kemudian pelatihan komputer, ada tata rias, ada otomotif seperti mekanik untuk motor atau mobil, satu lagi pelatihan menjadi resepsionis. Semua masih menunggu kalau ada ketentuan di masa PPKM boleh dilaksanakan, kita laksanakan sampai akhir Desember 2021,” ujarnya lagi.
Siswanto memastikan, dalam pelatihan yang digelar, Disnaker memberikan uang saku bagi para peserta, sebagai modal awal. Namun, tegasnya, pihaknya pun juga berkomunikasi dengan Perbankan, untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan persyaratan yang mudah.
“Kemudian kita memberi uang untuk peserta itu sebagai _reward_nya. Dilatih dulu, belajar. Misalnya 10 hari mereka berlatih, per harinya kita kasih Rp.100ribu, berarti mereka dapat uang saku Rp.1juta. Paling tidak untuk modal awal,” tuturnya.
“Kita seringkali, di setiap pelatihan ada yang tanya modalnya gimana. Jadi, kalau mau mengajukan pinjaman, harus dalam bentuk kelompok, tidak boleh pribadi. Kelompok-kelompok inilah, yang nanti bisa difasilitasi oleh Bank BJB,” sambung Siswanto. (Tangerangraya.net/RED)