Tutup Iklan
Berita

Indonesia Masih Gagap Digital Hadapi Pandemi Covid-19, Rizki Sadig : Harus Segera Berbenah

91
×

Indonesia Masih Gagap Digital Hadapi Pandemi Covid-19, Rizki Sadig : Harus Segera Berbenah

Sebarkan artikel ini
Berita, Jakarta – Anggota Komisi I DPR Rizki Sadig menyebut tak hanya masyarakat yang tergagap-gagap dengan kondisi dipaksa untuk menggunakan teknologi digital saat pandemi Covid-19. Sebab, tak hanya pengaruh positif, banyak juga konten negatif seperti hoaks hingga pornografi yang beredar.

“Pemerintah dan DPR juga dalam kondisi gagap juga dengan situasi hari ini, karena baru kurang lebih satu setengah tahun pandemi berjalan, semua dipaksa untuk melakukan hal yang sama, kemudian berevolusi, melakukan sebuah terobosan-terobosan,” katanya seminar live streaming bertemakan “Pemanfaatan TIK Untuk Sosialdan Ekonomi” yang digagas Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP), Rabu (18/08/2021).

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

Ia memastikan saat ini pemerintah mengupayakan untuk meningkatkan jaringan dari Sabang sampai Merauke dengan medan atau kondisi alam yang berat. Hal ini tentu menjadi tantangan dan pekerjaan rumah pemerintah.

“Ini tantangan dari sisi Pemerintah bagaimana memperluas jaringan di daerah 3T yang sangat sulit jaringan-jaringan internet di daerah-daerah yang sangat terpencil, ini tantangan yang harus di selesaikan bersama-sama dan pasti harus saling bergotong-royong bersama-sama membangun itu semua,” katanya.

Ia memahami masyarakat memang dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi selama pandemi. Sebab teknologi digital dimanfaatkan di semua sektor kehidupan.

“Tentunya tidak ada kemudahan tanpa tantangan, yang menjadi menarik adalah bagaimana kita bisa menaklukkan tantangan itu, bagaimana kita bisa mencarikan solusi terhadap tantangan itu,” katanya.

Lebih lanjut Rizki Sadig mengatakan bahwa dalam setiap pemanfaatan teknologi tentu ada plus dan minusnya.

“Dalam kondisi seperti ini ada plus minusnya. Plusnya bisa menawarkan produk jauh lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, dengan calon konsumen yang lebih besar lagi, namun negatifnya persaingan akan lebih besar, tentunya semua harus berlomba-lomba membuat daya tarik dari sisi kemasannya, dari sisi rasanya, dari sisi pemakaiannya dan lain sebagainya,” jelasnya.

Rizki Sadig juga mengingatkan kepada semua pihak bahwa tidak semua orang baik yang ada dalam dunia digital. Karena pada kenyataannya, ada orang yang juga punya niatan buruk.

“Misalnya, ada orang yang menjual produk seakan-akan baik tapi ternyata buruk. Ada orang yang seakan-akan menjual produk tapi ternyata produknya tidak ada dan uangnya diterima. Banyak juga kejadian seperi ini,” tuturnya (RED | RED)