Berita, Jakarta – Staf Ahli Menteri Hubungan Antar Lembaga, Kemendesa PDTT Samsul Widodo menyebut koneksi internet agar mampu menembus hingga desa-desa di seluruh Indonesia bukanlah hal mudah. Banyak tantangan dan juga hambatan yang harus dilewati.
Namun Samsul memastikan pemerintah terus berupaya untuk memberikan akses koneksi internet. Pemerintah menargetkan seluruh desa sudah bisa mengakses internet pada 2024 mendatang.
“Saat ini kita menghadapi triple disruption yaitu digital disruption, millenial disruption dan pandemic disruption. Digital disruption ini sudah 15 tahun terjadi, dengan adanya milenial semuanya berubah,” katanya.
Ia melanjutkan adanya pandemic disruption tidak pernah dibayangkan bahwa kepala desa bisa melakukan rapat secara langsung dengan menteri desa dan menteri dalam negeri melalui zoom. Lalu saat generasi milenial muncul maka terbentuklah sebuah gagasan baru yaitu stay at home economy.
Pemanfaatan internet sangat ekstrim yaitu sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Pemanfaatan akses internet terbesar di Indoneisa saat ini untuk bersosial media, WhatsApp, games, aplikasi finansial dan aplikasi belanja online,” katanya.
Menurutnya, ada potensi yang sangat besar dalam platform aplikasi belanja online yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang desa untuk on boarding dan memasarkan produk-produk mereka.
“80 persen orang di desa saat ini bekerja pada sektor pertanian, selama pandemi sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tidak pernah turun. Sebenarnya dana desa bisa digunakan untuk memasang koneksi internet. Tetapi kuncinya tetap harus ada musyawarah desa,” katanya.
Pada seminar yang sama, pelaku sosial dan bisnis digital, Hellen Wangsa menyampaikan bahwa di masa pandemi jaringan internet dan jaringan akses sudah menjadi kebutuhan bukan pilihan dan bisa memanfaatkan hal tersebut.
“Memanfaatkan internet sebagai branding sehingga audiens mengetahui apa saja kegiatan yang kita lakukan dan mempertunjukan karya-karya yang kita. Instagram merupakan salah satu platform yang membantu membentuk branding dan melakukan output karya dilakukan di YouTube,” jelasnya. (RED | RED)