Kabupaten Kuningan – Dengan diselenggarakannya kegiatan workshop membatik dan seminar, yang dilanjutkan dengan pagelaran dan pasar rakyat, merupakan bukti bahwa pada Peringatan Hari Batik Nasional dapat menjadi momentum untuk selalu merasa bangga menggunakan batik sebagai salah satu pakaian nasional.
“Mengangkat kearifan lokal untuk kekinian dan masa depan, ‘jagat batik’, sebagai upaya kita bersama untuk terus merawat dan menjaga kebudayaan asli milik bangsa kita,” ucap Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Batik Nasional, Workshop Membatik, dan Seminar, di Kampung Pasundan Cisamaya, Desa Paswahan, Kecamatan Pasawahan, Sabtu (1/10/2022).
Dikatakan Sekda, batik merupakan warisan budaya dunia yang lahir dari Indonesia. Batik, menurutnya, harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Salah satu wujud kecintaan akan batik, sambungnya, dapat diapresiasikan dengan cara memakai busana batik di Hari Batik Nasional.
Pemilihan tanggal 2 oktober sebagai Hari Batik Nasional, diterangkan Sekda, mengingat pada tanggal tersebut badan PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO), secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. UNESCO, dikatakan Sekda, memasukkan batik dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia. Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap mata budaya Indonesia.
“Penetapan Hari Batik Nasional, juga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia. Batik sebagian besar, diproduksi oleh industri kecil, sehingga dengan makin sering masyarakat memakai batik, sama artinya menghidupkan usaha kecil menengah,” ujar Dian.
Lebih lanjut Dian mengungkapkan, selain sebagai bentuk menghargai dan mencintai kebudayaan batik, peringatan Hari Batik Nasional dapat menjadi momentum untuk memulihkan ekonomi secara nasional. Untuk itu Sekda berharap, para pengrajin batik di seluruh Indonesia dapat mengandalkan ekonomi kreatif ini sebagai mata pencaharian, sehingga ketahanan ekonomi dapat terwujud.
“Juga agar para generasi muda dapat teredukasi dan semakin percaya diri untuk menggunakan batik pada berbagai kesempatan, tidak hanya kepada hal-hal yang bersifat formal, namun juga pada pergaulan sehari-hari,” imbuhnya.
Hadir pada acara tersebut, perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kuningan, sejumlah pejabat dilingkup Setda Kuningan, Camat beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Pasawahan, Kepala Desa Paswahan, serta sejumlah undangan lainnya.