Tutup Iklan
BeritaDaerah

Ketua Fraksi PSI Tangsel Reses Di Kelurahan Serpong, Kader Kesehatan Curhat Soal Tidak Ada Lahan Permanen Untuk Posyandu dan Sulit Dapat ATK

114
×

Ketua Fraksi PSI Tangsel Reses Di Kelurahan Serpong, Kader Kesehatan Curhat Soal Tidak Ada Lahan Permanen Untuk Posyandu dan Sulit Dapat ATK

Sebarkan artikel ini
Ketua Fraksi PSI Tangsel Reses Di Kelurahan Serpong, Kader Kesehatan Curhat Soal Tidak Ada Lahan Permanen Untuk Posyandu dan Sulit Dapat ATK
Photo : Istimewa

Beritaraya.id, Tangerang Raya – Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan kembali melaksanakan reses tahun anggaran kedua. Kegiatan reses ini diadakan satu hari dan diadakan serentak pada hari Selasa, 3 Juni 2022 dan tempat pelaksanaannya dibebaskan kepada anggota dewan untuk memilih Kantor Kelurahan di Dapilnya masing-masing.

Didampingi bersama 4 Staf, Alexander Prabu, Ketua Fraksi PSI menjalankan kegiatan resesnya di Kantor Kelurahan Serpong. Reses tersebut dihadiri oleh Lurah, Sekretaris Lurah, dan beberapa perwakilan dari Ketua RW, Ketua Lingkungan, dan beberapa staf di Kelurahan Serpong.

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

Dalam reses ini, Pria yang akrab disapa Bro Alex ini menerima sebanyak 10 aduan warga yang telah dikumpulkan, dan Bro Alex pun memberikan kesempatan bagi beberapa peserta kegiatan reses untuk menyampaikan aduan maupun aspirasinya.

Aduan yang datang dari masyarakat, kebanyakan diwakilkan oleh Ketua RW masing-masing.

Seperti misalnya aduan yang dibacakan oleh Ketua RW 04, yang meminta untuk realisasi drainase di tiga titik di RT 06 RW 04.

“Untuk masalah drainase ini sebenarnya sudah lama Pak, tapi sayangnya tidak pernah masuk ke F1 maupun F2. Saya minta tolong agar drainase di tiga titik ini bisa direalisasikan.” ujar Pak RW.

Ketua RW 03 menceritakan bahwa MCK di RT 03 RW 03 sudah 4 tahun terbengkalai, apalagi saat Tangsel memasuki musim hujan, beberapa atap MCK ini diterbangkan angin.

“Tiga tahun lalu program MCK ini sudah masuk ke F1, namun karena pandemi, program ini pun ikut terbang dan hilang.” lanjutnya.

Sementara itu, seorang ibu kader kesehatan, perwakilan dari RT 04 RW 08, mengatakan bahwa Kelurahan Serpong tidak punya tempat permanen untuk layananan Posyandu dan Posbindu.

“Di kelurahan Serpong, terdapat 14 Posyandu dan 4 Posbindu. Namun dari 18, hanya 9 diantaranya yang punya gedung fisik. 9 sisanya bersifat nomaden karena mereka tidak memiliki tanah. Kami pun sulit untuk meminta wakaf dari masyarakat.” ungkapnya.

Dirinya juga menambahkan bahwa dengan tidak adanya gedung fisik ini tentu menyulitkan mobilitas, apalagi kalau sedang mempersiapkan pos gizi dalam rangka penurunan angka stunting.

“Saya meminta untuk bisa dibuatkan gedung Posyandu Pak. Tidak perlu 50 meter. 30 meter pun cukup, yang penting ada. Minimal 1 RW mempunya 1 Gedung.” tuturnya

Kader kesehatan ini pun mengeluhkan sulitnya untuk mendapatkan peralatan ATK, kursi, meja, dan pakan data.

“Mungkin sepele, tapi hal ini sulit Pak untuk didapatkan. Apalagi pakan data. Di setiap Posyandu dan Posbindu saya rasa penting Pak untuk punya pakan data karena kami harus mencatat siapa saja yang masuk-keluar ke sini. Selama ini, data kami hanya tuliskan di buku secara manual.” tambahnya.

Aduan selanjutnya berasal dari Ketua Lingkungan RW 02, yang meminta tolong kepada Bro Alex untuk dibantu mengirim surat mengenai saluran air kepada PJKA Cikini. Selain itu, beliau menceritakan masih ada masalah mengenai hak milik tanah di samping RW 02.

“Jadi, ada masalah tanah yang sampai sekarang belum beres, Pak. Saya minta tolong saja untuk diperjelas kepemilikan tanah ini punya siapa, sebab tanah tersebut sampai sekarang menjadi tempat kumuh dikarenakan menjadi tempat masuk-keluar orang-orang. Banyak juga kriminal sosial yang terjadi disana.” jelasnya.

Mendukung argumen kader kesehatan ketua RW 03 pun meminta agar adanya tindak pembebasan tanah agar bisa dibangun Posyandu.

“Pemerintah sekarang apa ya Pak, kesannya seperti membebankan semua ke rakyat. Jika mau bangun sesuatu, pasti diminta tanahnya. Kalau seperti itu, sama saja dengan kita yang memberikan sumbangan dong Pak ke Pemkot?” kritik ketua RW 03.

Sesi hearing aduan di tutup oleh ketua RW 01, yang mengadukan soal trek drainase.

“Ada 2 trek drainase milik PJKA yang mempengaruhi debit air. Air drainase tersebut jadinya masuk ke lingkungan kami. Saya minta tolong untuk adanya pengerukan dan pelebaran drainase.” pinta beliau.

Mendengar semua aduan tersebut, Bro Alex, pun memberikan jawabannya. “Saya mengapresiasi kehadiran Bapak dan Ibu kesini, dan saya ucapkan terima kasih atas aduan serta aspirasinya.”

“Sebagai wakil rakyat, sudah tugas saya untuk berada disini, berada bersama dengan rakyat. Untuk masalah drainase, saya berjanji saya akan datang untuk meninjau langsung di titik-titik yang telah Bapak sampaikan.” ujar anggota Komisi IV ini.

“Untuk masalah tanah untuk Posyandu, ranahnya memang sudah bukan di kami Bu, apalagi untuk masalah pengadaan tanah. Namun, masalah ini bisa saya bawa untuk dibicarakan lagi, sebab kesehatan merupakan hal utama. Jika ditanya mana yang lebih penting kesehatan atau pendidikan, saya akan menjawab kesehatan terlebih dahulu sebab masyarakat harus sehat.” jelas Bro Alex menjawab aduan Bu Yoyo.

“Sama halnya dengan kepemilikan tanah, saya bisa bantu cek. Dan untuk MCK, saya rasa pun ini harus segera diselesaikan karena jika berkaitan dengan MCK maka hal ini sudah bisa disebut genting.”

“Banyak permasalahan yang Bapak-Ibu adukan bersifat genting. Penting dan genting merupakan dua hal yang berbeda, penting artinya masih bisa ditunda, sedangkan genting berarti merupakan sesuatu yang sudah bersifat urgent dan harus segera diselesaikan.” tambah Legislator PSI ini.

“Saya janji saya akan datang lagi Bapak-Ibu. Untuk itu, Bapak-Ibu bisa menyimpan nomor saya untuk kita bisa berhubungan lebih lanjut lagi dalam menyelesaikan masalah ini.” tutupnya.