Pariwisata

Labuan Tereng , Eksotika Pelabuhan Tua Dan Penemuan Garis Wallace

198

Lombok Barat – Labuan Tereng adalah kawasan pelabuhan tua yang berada di kecamatan Lembar, Lombok Barat. Di sekitar kawasan ini, kini dibangun Pelabuhan Lembar dan Pelabuhan Gili Mas.

Labuan Tereng adalah teluk yang indah dikelilingi oleh pemandangan bukit di sepanjang tepian teluk yang berhadapan langsung dengan selat Lombok. Memiliki kedalaman air dengan ombak yang tenang, kekayaan biota laut yang beragam, serta kekayaan flora dan fauna di wilayah daratannya.

Eksistensi pelabuhan ini telah ada berabad-abad yang lalu sebagai salah satu pintu masuk dan pusat dagang Pulau Lombok di wilayah barat . Dalam sejarahnya, Labuan Tereng tidak hanya menjadi tempat singgah para pelaut namun juga menjadi tempat penelitian para ilmuwan dunia.

Salah satu ilmuwan dunia yang pernah melakukan penelitian di kawasan ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang naturalis, sosiolog, dan juga penjelajah dunia berkebangsaan Inggris abad 19. Wallace mengunjungi Lombok pada tahun 1856 dan menulis di dalam bukunya yang berjudul ‘ The Malay Archipelago ‘ tentang Labuan Tereng.

“Daerah sekitar itu indah dan baru bagi saya, terdiri dari bukit-bukit vulkanik yang mengelilingi lembah-lembah datar atau dataran terbuka. Bukit-bukit ditutupi dengan semak bambu yang lebat dan pohon-pohon berduri dan semak belukar, dataran dihiasi dengan ratusan pohon palem yang berdiri tegak, dan di banyak tempat dengan vegetasi semak yang lebat. ” Tulis Wallace pada bab 11 ( Lombock : Manners and Custom Of The People) dalam bukunya.

Kedatangan Wallace ke Labuan Tereng karena mendapatkan informasi terkait beragam jenis burung yang begitu banyak dan dengan mudah akan dapat dijumpai.

Di tempat ini untuk pertama kalinya Wallace menemukan spesies burung yang berbeda dengan spesies burung di wilayah barat yang menjadikan hasil penemuannya itu dikenal sebagai Wallace Line atau Garis Wallace .

” Burung sangat banyak dan sangat menarik, dan sekarang saya melihat untuk pertama kalinya banyak bentuk spesies Australia yang sama sekali tidak ada di pulau-pulau di sebelah barat. ” Terang Wallace melanjutkan tulisannya.

Garis Wallace akrab akan dijumpai di mata pelajaran biologi atau IPA. Garis Wallace difahami sebagai garis pembagi wilayah sebaran flora fauna yang dilakukan berdasarkan adanya perbedaan ciri hewan di bagian timur dan barat Indonesia, khususnya burung.

Mengikuti penemuan Wallace tersebut, pada tahun 1899, Anna Van Bosse bersama suaminya Mark Carl Wilhelm Weber, datang ke Labuan Tereng untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Anna Van Bosse, seorang profesor perempuan pertama di Belanda, meneliti tentang biota laut di wilayah perairan Labuan Tereng.
Weber sendiri adalah seorang naturalis. Weber meneliti lebih jauh terkait ekosistem dan spesies burung yang telah dikemukakan oleh Wallace. Hasil penelitian mereka tertulis dalam buku Ekspedisi Siboga (1899-1900).

Disi lain Labuan Tereng dalam sejarah perkembangannya tidak hanya didiami oleh orang Sasak, namun juga dihuni oleh suku dan bangsa dari daerah dan belahan dunia lain, seperti Encik Daud, seorang berdarah Ambon Melayu yang rumahnya dijadikan akomodasi oleh Wallace sewaktu di Labuan Tereng.
Pengusaha asal Inggris sekaligus syahbandar Kerajaan Mataram Lombok, George Peacock King tercatat pernah membangun pabrik galangan kapal di Labuan Tereng pada awal abad ke 19.

Kini Labuan Tereng telah banyak mengalami perubahan. Dua pelabuhan besar, terminal gudang industri dari berbagai perusahaan berdiri dengan megah.Tempat wisata dan pusat kuliner akan mudah dijumpai ketika melintas atau singgah di kawasan Labuan Tereng. Eksotika, kekayaan flora dan faunanya akan terus menjadi daya tarik selama tidak dirusak oleh ulah tangan manusia. (WZD | RED)

Exit mobile version