Fitria Difa Nuzula
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang dihuni dan memiliki lebih dari 360 suku bangsa yang tersebar di berbagai pulau. Berbagai macam suku bangsa yang ada memiliki tradisi dan budaya nya masing-masing. Kondisi Indonesia yang menjadi negara kepulauan juga berdampak pada kekayaan alam nya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor utama bangsa Barat melakukan penjajahan di Indonesia. Keberagaman yang disebabkan oleh perbedaan yang ada menjadikan Indonesia memiliki beragam kebudayaan dan suku bangsa yang tersebar di berbagai pulau. Keberagaman inilah yang membuat masyarakat Indonesia harus memiliki nilai persatuan dan kesatuan dalam dirinya untuk memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, nilai multikultural juga harus ditanamkan dalam diri masyarakat, maka akan menambah kekuatan persatuan suatu bangsa. Dengan banyaknya keberagaman yang ada, masyarakat akan berusaha memahami, menghargai, serta menghormati budaya suku lain.
Keberagaman budaya yang ada di Indonesia menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang heterogen, yaitu suatu masyarakat yang sangat beragam serta bervariasi membuat beberapa masyarakat masih memiliki sikap sukuisme, yaitu suatu faham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa lain. Hal inilah yang kemudian memicu konflik antar suku yang terjadi di Indonesia. Penanaman nilai multikultural sangatlah penting bagi masyarakat heterogen untuk mengatasi masalah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Nilai multikultural yang ada bisa ditumbuhkan ke dalam diri masyarakat melalui beberapa cara dan salah satunya melalui pembelajaran IPS.
Seperti halnya di Amerika, IPS pertama kali dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah Amerika setelah terjadinyma perang Budak pada tahun 1861-1865. Bangsa Amerika yang terdiri dari berbagai macam ras sulit untuk menjadi satu keutuhan bangsa. Salah satu cara agar penduduk Amerika merasa satu bangsa dengan dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum sekolah dengan maksud memperkuat persatuan dan kesatuan bangsanya. Dalam hal ini, IPS mempuyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat terutama dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri masyarakat.
Pada tahun 1915, Committee On Social Studies mengeluarkan dokumen yang bernama “the Teaching of Community Civics”. Dalam dokumen tersebut, telah dirumuskan bahwa konsep warga negara yang baik sebagai sosok pribadi yang sudah terbiasa melakukan sesuatu untuk kesejahteraan suatu individu dengan masyarakat secara cerdas dan aktif bekerja sama dengan anggota masyarakat yang lain. Maksudnya, tiap anggota masyarakat mempunyai suatu kegiatan yang dapat memperkuat serta memperkokoh suatu keutuhan bangsa. Hal yang sangat diperlukan agar dapat memperluas, memperkuat serta memperkokoh keutuhan suatu bangsa yaitu dengan menumbuhkan nilai multikultural yang ada dalam suatu masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup sendiri. Manusia hidup saling membutuhkan satu sama lain untuk menjalin interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam suatu masyarakat terdapat keberagaman yang disebabkan oleh perbedaan yang ada. Hal inilah yang terkadang membuat kehidupan sosial masyarakat perlu mengerti satu sama lainnya untuk menjalin kebersamaan di tengah perbedaan. Untuk mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa cara agar menumbuhkan nilai multikultural melalui pembelajaran IPS dengan cara aktif menjadi anggota masyarakat yang produktif dengan berpartisipasi dalam masyarakat yang merdeka dengan mampu menghasilkan sebuah gagasan baru dalam era ini dan mampu beradaptasi dengan teknologi di era globalisasi, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya, dapat saling tolong menolong terhadap sesama tanpa memandang kebudayaan suku lain. Pendidikan IPS mampu memberikan pembelajaran pengetahuan tentang nilai-nilai demokrasi, kebudayaan, ilmu politik, sejarah, hukum, filsafat, antropologi, dan juga sosiologi. Pada nilai-nilai tersebut, sesama makhluk hidup berhak untuk mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dalam pengakuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjalin kebersamaan seseorang yang tinggal dan hidup bersama dalam suatu lingkungan masyarakat wilayah tertentu maupun antar wilayah. Wawasan tentang nilai multikultural dalam pembelajaran IPS mampu untuk mengurangi munculnya permasalahan-permasalahan serta diskriminatif dalam kegiatan belajar di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi.
Integrasi pembelajaran IPS dalam menumbuhkan nilai multikultural dapat memberikan kontribusi untuk mewujudkan masyarakat yang kokoh serta tangguh di tengah arus globalisasi dan perbedaan yang ada. Serta dengan menjunjung tinggi nilai falsafah dasar negara yaitu “Bhineka Tunggal Ika” di mana, masyarakat mampu mewujudkan suatu kehidupan sosial yang damai dan tentram. Pembelajaran IPS mampu menjadi pendorong yang kuat dalam pembangunan nilai-nilai tersebut menjadi nyata dengan mengimplementasikan nya dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas nyata untuk menerapkan nilai multikultural melalui pembelajaran IPS dalam kehidupan sehari-hari di antara nya dengan bersikap toleransi antar umat beragama dengan tidak mengganggu dan mengusik umat yang sedang beribadah, saling menghargai dan menghormati jika ada perbedaan pendapat, pemikiran, serta pandangan, saling tolong menolong tanpa memandang suku, ras, dan golongan tertentu.
Pembelajaran IPS berperan penting supaya dapat menumbuhkan nilai multikultural dalam diri masyarakat. Melalui pembelajaran IPS yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, siswa dapat mempelajari keberagaman yang ada di lingkungan sekitarnya. Hal ini lah yang membuat para siswa menyadari arti pentingnya keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, siswa dilatih untuk saling menghargai perbedaan yang ada di lingkungan sekitar.
Siswa juga harus mempunyai kesadaran dalam diri masing-masing untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut agar menjadi sebuah karakter dalam diri siswa, serta didorong juga dengan faktor-faktor yang ada di lingkungan sekitarnya seperti lingkungan keluarga, pertemanan, dan lingkungan sekolah. Setelah itu, siswa dapat dengan mudah menerapkan nilai-nilai tersebut di lingkungan sekitarnya. Dengan hal ini, IPS mampu mendorong semua faktor tersebut agar dapat meningkatkan nilai multikultural. Sesuai dalam kurikulum IPS tahun 2006, bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Menurut CSS (Committee on Social Studies), pendidikan di lingkungan rumah atau keluarga merupakan faktor utama dalam pengembangan warga negara yang baik, serta community civics merupakan elemen terpenting dari warga negara yang baik. Warga negara yang baik maksudnya mereka yang memiliki perasaan sosial, pikiran sosial, serta melakukan tindakan sosial. Pengembangan partisipasi sosial merupakan bentuk pengembangan dari konsep kepekaan sosial yang lebih realistis. Pembelajaran IPS hendaknya mampu memberdayakan nilai-nilai, potensi, kemampuan siswa untuk dikembangkan. Semua kemampuan tersebut dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran aktivitas pelatihan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan ini, siswa dapat menumbuhkan nilai multikultural melalui pembelajaran IPS dan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Pembelajaran IPS memiliki pengaruh yang kuat dalam menumbuhkan nilai multikultural. Melalui pembelajaran IPS masyarakat diarahkan untuk menjunjung tinggi falsafah dasar negara yang bertujuan untuk memperkuat dan memperkokoh keutuhan Negara Kedatuan Republik Indonesia. Dengan berpegang teguh pada hal tersebut, masyarakat akan menciptakan suatu kondisi sosial yang aman, nyaman, dan damai sehingga tidak ada perselisihan yang terjadi.