JAKARTA, BERITARAYA.ID – Bos Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan pergantian nama Facebook menjadi Meta pada Kamis (28/10) waktu setempat atau Jum’at (29/10) waktu Indonesia.
Pergantian nama tersebut berdasarkan tujuan Facebook untuk menjadikan platformnya sebuah Metaverse.
Istilah Metaverse pertama kali muncul dari penulis sains fiksi Neal Stephenson di novel berjudul Snow Crash yang dirilis pada 1992.
Apa itu metaverse?
Metaverse adalah dunia virtual yang membawa internet menjadi terasa nyata, setidaknya dalam bentuk render tiga dimensi. Zuckerberg mendeskripsikan Metaverse yang ingin ia dan Facebook ciptakan sebagai sebuah lingkungan virtual yang bisa dimasuki oleh penggunanya-dibanding hanya melihat di layar.
Teknologi Metaverse ini akan melibatkan sejumlah pengembangan dari gabungan virtual reality dan sejumlah teknologi lain.
Teknologi Metaverse yang disajikan Meta disebut sebagai sebuah dunia tanpa batas, di mana orang-orang bisa saling berinteraksi secara virtual, melakukan pertemuan, bekerja, dan bermain. Dunia virtual ini bisa diakses dengan menggunakan perangkat headset virtual reality, kacamata augmented reality, ponsel pintar, dan sejumlah perangkat lain.
Dilansir dari AP News, pada Metaverse kita bisa pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, dan membeli atau mencoba pakaian digital.
Kemudian Metaverse disebut juga sebagai sebuah langkah perubahan bagi sistem work-from-home selama pandemi. Pekerja bisa bertemu dengan rekan kerjanya secara virtual daripada hanya melihat di layar saat melakukan pertemuan daring dengan video call.
Dilansir dari Livemint, ada juga tipe Metaverse yang menggunakan teknologi blockchain. Pada Metaverse tipe ini, pengguna bisa membeli lahan virtual dan aset digital lain menggunakan mata uang crypto.
Analis Teknologi Terbaru, Victoria Petrock menyebut hal ini akan melibatkan berbagai aspek kehidupan online seperti berbelanja dan media sosial.
“Ini adalah evolusi berikutnya dari konektivitas di mana semua hal mulai bersatu dengan mulis, kembaran semesta, sehingga kamu hidup di kehidupan virtual sama dengan hidup di kehidupan fisik,” katanya.
Sebelumnya Facebook telah meluncurkan platform untuk melakukan meeting virtual bernama Horizon Workrooms. Platform tersebut menggunakan headset virtual reality (VR) Oculus untuk melakukan terhubung dalam meeting. Namun ulasan pada platform tersebut kurang bagus karena harga headset yang terlampau mahal seharga US$300.
Pada platform tersebut pengguna bisa bergerak di dunia virtual yang dibuat berdasarkan perusahaan mereka masing-masing.
“Banyak pengalaman Metaverse akan berada di sekitar, dan membawa kita berteleportasi dari satu pengalaman ke pengalaman lain,” kata Zuckerberg.
Langkah Zuckerberg membawa Facebook (atau yang sekarang dikenal dengan Meta) ke Metaverse disebutnya karena Metaverse akan menjadi generasi berikutnya dari internet dan bagian besar dari ekonomi digital.
Maka dari itu Zuckerberg mengharapkan orang-orang mulai memandang perusahaannya sebagai sebuah perusahaan Metaverse dibanding sebuah perusahaan media sosial.