Beritaraya.id, Jakarta – Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina tak hanya berdampak kepada perekonomian Rusia akibat sanksi ekonomi Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutunya. Melainkan juga Rusia terancam tak diundang dalam Forum G20 yang akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Oktober 2022 mendatang.
Namun, pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (LBP) mengatakan, bahwa forum G20 merupakan forum ekonomi bukan forum politik. Sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Perdana Menteri Australia mendesak dan meminta pemerintah Indonesia untuk tidak mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam forum bergengsi tersebut.
Tentu kami sangat mendukung keputusan pemerintah mengundang Putin hadir dalam forum G20!
Ketua Umum Kornas-Jokowi Milenial, Riyon.
Adanya intervensi tersebut tak hanya dibantah oleh pemerintah melalui LBP, melainkan pula datang dari pendukung Presiden Jokowi.
“Jangan ada satupun negara di dunia yang mengintervensi negara kita,” ujar Ketua Umum Kornas-Jokowi Milenial, Riyon dalam rilisnya, Sabtu 26/3/2022.
Selain itu Riyon juga menyampaikan, bahwa pihaknya sangat mendukung apapun keputusan pemerintah Indonesia untuk melanjutkan mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam forum G20.
“Tentu kami sangat mendukung keputusan pemerintah mengundang Putin hadir dalam forum itu. Artinya forum G20 di Bali, menurut kami bisa kita manfaatkan bersama sebagai momentum untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina. Dan ini, Amerika dan Uni Eropa serta anggota G20 lainnya, kita harapkan punya pemikiran yang sama,” terang pemuda yang juga aktif diberbagai organisasi kemasyarakatan ini.
Terkait Amerika Serikat, Uni Eropa yang mengancam akan memboikot Indonesia sebagai tuan rumah G20 jika mengundang Putin, menurut Kornas-Jokowi tidak perlu dirisaukan.
“Indonesia adalah negara yang berdaulat, Indonesia sebagai tuan rumahnya yang mereka daulat sendiri sebagai Ketua G20 beberapa waktu lalu di Italia, jadi siapapun yang diundang hak Indonesia dong! Makanya menurut kami, kalaupun benar mereka boikot, ya bisa kita simpulkan bahwa merekalah yang enggak punya niat untuk menciptakan perdamaian dunia,” tutup Riyon.