Tutup Iklan
BeritaNasional

Presiden Jokowi: Bayangkan Kalau Harga Pertalite Naik 100, Demonya Berapa Bulan?

99
×

Presiden Jokowi: Bayangkan Kalau Harga Pertalite Naik 100, Demonya Berapa Bulan?

Sebarkan artikel ini
Presiden Jokowi: Bayangkan Kalau Harga Pertalite Naik 100, Demonya Berapa Bulan?

Beritaraya.id, Jakarta– Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dan membandingkannya dengan kenaikan harga BBM yang terjadi di sejumlah negara.

Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) secara virtual, Jumat (5/8/2022).

Berita Ini Di Sponsorin Oleh :
Scroll Ke Bawah Untuk Lihat Konten

“Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik Rp7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang bener adalah Rp17.100, demonya berapa bulan?” ujarnya.

Jokowi mengungkit kenaikan harga BBM 10 persen beberapa waktu lalu yang memicu demonstrasi berbulan-bulan. Apalagi, kata Jokowi, jika harga BBM naik lebih dari 100 persen.

“Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?”

Mulanya, Jokowi mengingatkan bahwa saat ini semua negara tengah berada dalam keadaan yang sulit, di mana pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun tapi anjlok.

“Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Dunia saat ini sudah berada pada posisi yang mengerikan,” katanya.

Sebab itu, Jokowi menegaskan harga BBM inilah yang sedang dikendalikan pemerintah, yakni dengan cara memberikan subsidi.

“Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama, oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam rangka bersaing dengan negara-negara lain.

“Karena ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan. Pertarungannya adalah kompetisinya adalah negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan untuk cepat itu dibutuhkan fondasi-fondasi, inilah yang sedang kita kerjakan,” ungkapnya.