JAKARTA – Dalam sebuah Webinar bertajuk “Ketahanan Media Digital dalam Mempertahankan Kemandirian Pers di Indonesia” yang diadakan Senin 30 Januari 2023 lalu, Ketua Umum Asosiasi Suara Wartawan Independen Peduli Indonesia atau disingkat ASWAPI, Ruly Rahadian menjelaskan beberapa hal terkait Webinar yang rencananya diadakan secara berkala oleh ASWAPI.
“Memang tujuan kami adalah untuk ikut peran serta bersama-sama organisasi pers lainnya di Indonesia, dalam upaya menjaga marwah Jurnalis atau wartawan, melalui pengayaan referensi intelektualnya, yang tentunya juga membangun kemandirian Media Digital pada umumnya, dan para Jurnalis pada khususnya.” Kata Ruly menjawab pertanyaan pembuka di sesi wawancara.
Hal ini sangat relevan dengan materi Webinar yang talah diadakan oleh ASWAPI, dengan paparan beberapa tokoh Nasional yang menjadi pembicaranya, yaitu Bpk. Marsekal Madya TNI (Purn) Kisenda Wiranata, MA, Kepala Badan Intelijen Starategis (KaBAIS) TNI tahun 2017-2020, Bpk. Komisaris Jenderal Polisi (P) Susno Duadji, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) tahun 2008-2009, dan Bpk. Drs. Norman Meoko, Wartawan Senior yang juga Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.
Ketiga Narasumber ini memaparkan keterkaitan antara Dunia Media Digital dan Wartawan dengan aspek latar belakang masing-masing bidang keahliannya. Bpk. Marsekal Madya TNI (Purn) Kisenda Wiranata, MA memaparkan bagaimana masalah ketahanan sebuah Media Digital yang rentan terhadap berbagai infiltrasi kepentingan baik asing maupun dalam negeri, serta etika wartawan yang melakukan tindak investigasi berita dalam ranah pola kerja Intelijen.
Bpk. Komisaris Jenderal Polisi (P) Susno Duadji menjelaskan bagaimana menyikapi Media Digital sebagai sebuah bisnis, dan aspek ketahanan yang menjadi fokusnya, bagaimana media melengkapi dirinya dengan kekuatan sinergitas antara media konvensional dan media digital, agar tidak ditinggal oleh followersnya.
Kemudian Bpk. Drs. Norman Meoko yang kemampuannya sebagai seorang wartawan senior tidak diragukan lagi, terutama dalam pemikirannya tentang cara pandang seorang wartawan di sebuah media digital, yang terkait dengan etika, rambu hukum dan undang-undang pers, serta marwah kewartawanan yang dilihat dari sudut pandang keprofesian, yang tentunya harus siap memasuki era Media Digital yang serba dinamis ini.
“Kami ASWAPI berencana untuk melanjutkan serial Webinar kami dengan narasumber yang tentunya kompeten dan kredibel, serta berlatar belakang berbagai macam disiplin ilmu.” Lanjut Ruly.
Menurutnya, ASWAPI akan membuat tema-tema yang relevan dengan situasi terkini atau current affair, serta akan mengundang tokoh-tokoh yang relevan dengan beragam peristiwa terkait. Dalam periode tertentu, ASWAPI juga akan mengadakan workshop yang lebih deep inside dengan narasumber langsung dan para pelakunya.
“Kami merasa kita masih tertinggal dalam hal Dunia Digital. Sementara dunia sudah mulai menggunakan Artificial Intelligence dalam pemrosesan data mentah menjadi produk berita secara cepat, tepat dan akurat, kita masih banyak mempersoalkan hal-hal yang sifatnya persaingan internal antara Media Online Digital, antara Wartawan, Organisasi Pers, dan lain-lain. Biarlah secara prosedural kita berbenah diri, tapi tetap fokus kepada kemajuan keprofesian masing-masing.” Ujar Ruly.
Menurut Ruly, Media Digital dan Wartawan harus berjalan seiring, begitu juga antar organisasi baik organisasi Media maupun organisasi kewartawannya, sehingga dapat saling mendukung dan membantu dalam hal kualitas, namun mampu bersaing secara sehat dalam bentuk kemitraan dalam membangun Ketahanan Media secara bersama.
“Hal ini sangat penting karena Media Digital sebagai perahu dan Wartawan sebagai awaknya, merupakan salah satu komponen bangsa yang memiliki tugas mulia, yaitu mencerdaskan bangsa.” Pungkas Ruly.